Partainya Pakcikku SBY ngomong di TV dan bahwa mereka akan mendukung pak Kiemas, Taufik Kiemas, untuk maju jadi ketua MPR. Saya kaget luar biasa. Dari sisi mana beliau ini bisa dijadikan ketua MPR. Datang ke sidang DPR aja sekian belas tahun ini jarangnya luar biasa. Kita bisa cek dimana-mana.
Atas dasar apa menarik seseorang jadi pejabat negara dengan posisi mahaagung itu hanya karena sudah baik-baikan dengan SBY. Kiemas memuji pidato SBY dan menilainya pro-rakyat. Dua partai ini makin dekat sekarang, sedang Golkar makin jauh kayaknya dari Pak SBY. Entahlah.
Sekian tahun melihat politik Indonesia bukannya makin tercerahkan. Bukannya makin optimis, justru makin ketakutan. Memang di negeri ini gampang sekali dapat posisi, cukup dekat dengan sumbernya, puji-puji sedikit, dapat kursi. Disana makin kaya, disini makin miskin. Sekali lagi partai politik justru membuat orang Indonesia makin bodoh.
Posisi ketua MPR itu harusnya diisi orang yang bukan hanya doktor politik atau paham negosiasi tingkat tinggi. Tapi benar-benar peduli dengan masalah ketatanegaraan kita. Selama ini DPD gak pernah mendapatkan posisi seharusnya sebagai perwakilan non-partisan dari rakyat. Seorang yang duduk jadi ketua MPR harusnya yang memiliki visi akan sebuah sistem keparlemen-an yang mumpuni, setidaknya datang dari kalangan yang memang berniat seperti itu. Kalau MPR cuman tempat hang-out anggota DPR dan DPD, lebih baik tidak usah ada. MPR harus menjadi sebuah kekuatan pendorong reformasi sistem ketatanegaraan yang paling tinggi dan paling sistematis, paling pantas untuk membuat perubahan, karena paling dipercaya—walaupun bisa diperdebatkan Kalau bisa, untuk jadi ketua MPR itu bukan orang partai, dan mohon maaf, Uwak Kiemas, bukan dendam karena gak dicalonkan, alasanku gampang saja, kayaknya Anda bukan orang yang pantas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment