Buaya dan Cicak Super
Suatu waktu, di kala hari mendung, keluarga cicak dan buaya ketemu. Dalam dunia itu, dua keluarga ini tugasnya mulia: menghabisi nyamuk dan serangga dan menjaga keamanan. Sama-sama diberi kekuatan membasmi musuh. Dua-duanya sudah lama kenal, sering kumpul-kumpul, tertawa sambil menikmati hidup. Suatu kali cicak dapat kekuatan super. Cicak jadi sebesar buaya dan buaya sama besarnya kayak cicak. Apa yang buaya pernah bisa, sekarang cicak bisa. Bukan hanya mereka bisa jalan di darat dan di dinding, sekarang cicak bisa jalan di air. Mengapung dengan sempurna. Kesana kemari ceria, sambil sesekali waktu melompat lincah, hampir bisa terbang. Luar biasa.
Keluarga buaya kecewa dengan tuhan, dengan semua yang bisa dikerjakan cicak. Sangkin hebatnya cicak sekarang, buaya tidak bisa tidur tenang, tidak bisa makan tenang, tidak bisa jalan-jalan, karena kemanapun buaya pergi, di air dan di darat keluarga cicak ada disana, sesekali mengesalkan, sampai akhirnya ada buaya yang sakit karena ini. Sakitnya sedikit, marahnya luar biasa. Yang dulu hanya bisa di dinding sekarang bisa datang sesukanya ke air, kadang mengganggu tidur. Tidur itu penting sekali bagi buaya. Apalagi tidur habis makan kenyang. Cicak sudah bisa menangkap musuh lebih banyak dari buaya, bahkan teman-teman buaya. Tidur nyenyak terganggu, makan apalagi. Waktu cicak berkuasa kota semakin tenang, tapi buaya kepanasan. Tidak semua buaya, hanya yang terbiasa makan darah manusia dan menikmati menyiksa orang miskin, membengkokkan hukum, dan menertawakan demokrasi, gendut kenyang dengan semua upeti.
Di negara dengan angka kriminalitas korupsi salah satu yang paling ganas di bumi ini, dimana 30% anggaran adalah rahasia umum untuk raib di tengah jalan, menyaksikan koruptor di negeri ini tertangkap basah mengalahkan semua tontonan gosip. Semua acara gosip dan tayangan sinetron tak bermutu bisa hambar kalau ada satu koruptor kakap tertangkap. Kita haus dengan kabar seperti ini. Kalau diibaratkan nonton film India, kita akan selalu memihak inspektur Vijay yang anti-korupsi dan jujur mengalahkan Tuan Takur yang rakus dan semena-mena. Semua ”Inspektur Vijay” di KPK, semua cicak super tadi, adalah pahlawan baru kita. Memberi harapan, memberi ruang untuk bernapas sedikit ditengah sesaknya korupsi yang tiap hari bisa kita lihat. Ke pasar sampai ke Senayan.
Beri kami harapan
Bagi kita yang tidak mengerti konspirasi politik orang penting di Jakarta, yang bukan anggota Parlemen, yang bukan keluarga Artalita atau Jaksa Urip, semua yang kita lihat sebulan ini di televisi, mengeroyok ”cicak super” membuat kepala sakit dan sedih luar biasa. Yang satu menangkap kepala cicak, yang satu kakinya, yang satu akan mencabut kekuatan supernya, yang satu kecewa karena cicak menangkap tante atau omnya, semuanya mengeroyok. Kita yang di luar semua manuver akrobatik tingkat tinggi ini, yang jauh dari Jakarta, yang melihat dengan menangis semua jalanan berlubang, jembatan putus, listrik byar-pet, air minum kotor, kelaparan dan penyakit ajaib tak tersembuhkan, rumah sakit mirip kamar mayat, dan sekolah yang mahal, yang merasakan paling berat korupsi di Jakarta itu, rasanya masuk ke neraka lagi. Semua harapan, semua doa, semua tepuk tangan yang sudah kita berikan untuk cicak super hilang sudah. Kita yang tiap hari bergumul dengan kenderaan umum sampai susu anak kita, kitalah yang sekali lagi disakiti oleh orang-orang yang kita kontrak jadi pemerintah kita. Kalau di pusatnya saja cicak super sudah dikerangkeng, mau apa lagi yang diharapkan di Monokwari, Belu, Donggala, Bondowoso, Sipiongot, Nagan Raya, Muara Bungo, Sangihe, Digul sini? Kalau cicak saja ditertawakan di Jakarta, ketawa seperti apa lagi bunyinya yang datang dari ”raja-raja kecil” bengis pengisap darah rakyat?
Pak Presiden, tolong turun tangan. Tolong luruskan apa yang sebenarnya sudah bengkok. Bapak berkuasa menentukan siang-malamnya cicak super kami, tolong lihat jeritan kami. Bapak dan Ibu di DPR, tolong minta kejelasan, tolong investigasi sebenarnya ada apa ini? Jangan mau ikut-ikutan mengeroyok cicak super kami. Tolong kami semua. Tolong hentikan semua buaya ganas dan Godzilla dan semua monster yang mau memakan cicak super kami. Sesekali beri harapan pada kami, berikan kami alasan untuk berterima kasih pada Tuhan telah lahir dan besar di negeri ini. Beri kami rasa tenang dan jaminan bahwa kemanapun kami pergi tidak ada buaya atau Godzilla yang siap sedia memakan kami, anak cucu kami, lalu mejeng di TV menertawakan semua ini.
No comments:
Post a Comment